TAHAPAN DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Minggu, 25 April 2010

Tahapan Dalam Menulis Karya Ilmiah

Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan dilakukan:

a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan

* Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
* Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
* Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
* Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
* Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
* Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.

b.Pembatasan topik atau penentuan judul

* Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
* Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
* Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).

c.Pembuatan kerangka karangan (outline)

* Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
* Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
* Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.

2. Tahap penulisan data

a. Pencarian keterangan dari bhn bacaan atau referensi.

b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.

c. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.

d. Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.

3. Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan

a. Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.

b. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4. Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)

Tahap ini bertujuan untuk :

a. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.

b. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.

c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.

d. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

5. Tahap Penyajian

a.Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :

* Segi kerapian dan kebersihan.
* Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
* Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

Read More..

METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam

Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah. Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:

* Observasi Awal
* Mengidentifikasi Masalah
* Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
* Melakukan Eksperimen
* Menyimpulkan Hasil Eksperimen


Observasi Awal

Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.

* Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview.
* Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur,
* Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.


Mengidentifikasi masalah

Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.
Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?

* Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
* Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
* Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.


Merumuskan atau menyatakan hipotesis

Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.

* Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
* Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen


Melakukan eksperimen

Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.

* Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
* Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
* Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
* Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.


Menyimpulkan hasil eksperimen

Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:

* Jangan ubah hipotesis.
* Jangan abaikan hasil eksperimen.
* Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai.
* Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian.
* Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

Read More..

HAKIKAT KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah tulisan atau juga karya tulis ilmiah merupakan karya seseorang didasarkan atas kebenaran logika rasional dan kebenaran ilmiah. Berupa karya ilmiah hasil peneltian lapangan atau laboraturium dan karya ilmiah hasil ide atau inovasi baru, seperti berupa skrisi, tesis, desertasi, dan hasil penelitian lainnya serta artikel, jurnal, makalah, buku ajar, dan sejenisnya.

Ciri-ciri Karya Ilmiah:
(1) Logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mem-punyai alasan yang dapat diterima akal.
(2) Sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
(3) Objektif atau faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasar-kan pada apa yang benar-benar ada atau sesuai dengan fakta.
(4) Teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya, dan
(5) Bahasanya bersifat lugas atau denotatif.

Sedangkan syarat-syarat untuk membuat suatu karangan ilmiah yaitu diantaranya sebagai berikut :
(1) Mengandung masalah serta pemecahannya,
(2) Masalah harus merangsang atau menarik perhatian pembaca,
(3) Lengkap dan tuntas, artinya membeberkan semua segi yang berkaitan dengan masalahnya, dan
(4) Disusun menurut sistem tertentu dan metode tertentu sehingga mudah dimengerti dan dipahami.

Macam-macam karya ilmiah antara lain :
(1) Laporan, ialah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandungsaran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
(2) Makalah, ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan.
(3) Kertas kerja, adalah karangan yang berisi prasaran, usulan, atau pen-dapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposium, dan sebagainya.
(4) Skripsi, karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
(5) Tesis, mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertanngungjawab dalam bidang studi tertentu.
(6) Disertasi, ialah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu Perguruan Tinggi. Penulisan desertasi ini di bawah bimbingan promotor atau dosen yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
(7) Resensi, ialah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi yang disebut juga timbangan buku atau book review sering disampaikan kepada sidang pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan den penilaian secara objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.
(8) Kritik, dari bahasa Yunani kritikos yang berarti `hakim’. Kritik sebagai bentuk karangan berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
(9) Esai, adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

Sikap Ilmiah
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.


Beberapa kesalahan yang dapat ditemukan dalam karya ilmiah yaitu :
1. membuat pembaca bosan
2. memberikan informasi yang tidak perlu
3. membuat bingung pembaca
4. menyerang pembaca yang tidak sependapat
5. mengecewakan pembaca
6. menggunakan nada yang bersifat apologi terhadap hal yang ditulisnya
7. menyampaikan masalah/kasus dengan pernyataan yang berlebihan
8. menggunakan bahasa yang ekstrim dan emosional

Read More..

PENALARAN INDUKTIF

Senin, 12 April 2010

Penalaran Induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.

Ada tiga jenis penalaran induktif :

A. GENERALISASI

Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Contoh penakaran Generalisasi;

Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikatak seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihat dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa Indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

B. ANALOGI

Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah adapersamman dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain.

Contoh penalaran Analogi:

Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dsan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atmosfer seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan temperatur Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada juga. Caranya beredar mengelilingi matahari meyebabkan pula timbulnya musim seperti di Bumi. Jika di bumi ada makhluk hidup, tidakkah mungkin ada makhluk hidup di planet Mars.

C. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

Hubungan sebab akibat dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan m,enghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta itu.

Contoh penalaran hubungan akibat sebab:

Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam. Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya oerhatian dari orang tua dan pengaruh masyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.

Salah Nalar

Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu: menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan.

Read More..

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premsi mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.

Premis adalah sesuatu yang telah diketahui dan diterima (teori, hukum, asumsi). Sebuah premis adalah pernyataan atau proposisi sebelumnya dari yang lain itu disimpulkan atau berikut sebagai kesimpulan.

Contohnya :
Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)

Premis mayor artinya pernyataan umum, sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme.

Jenis silogisme yaitu :

1. Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

Premis umum : Premis Mayor (My)

Premis khusus :Premis Minor (Mn)

Premis kesimpulan : Premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Term predikat dalam kesimpulan disebut term mayor, maka premis yang mengandung term mayor disebut premis mayor (proposisi universal), yang diletakkan sebagai premis pertama.

Term subyek dalam kesimpulan disebut term minor, maka premis yang mengandung term minor disebut premis minor (proposisi partikular), yang diletakkan sebagai premis kedua. Term mayor akan menjadi term predikat dalam kesimpulan; sedangkan term minor akan menjadi term subyek dalam kesimpulan


Contoh silogisme kategorial :

My : semua kendaraan bermotor perlu bahan bakar

Mn : motor adalah kendaraan

K : jadi motor perlu bahan bakar

2. Silogisme Hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh silogisme hipotesis :

My : Jika hari ini tidak saling hujan maka budi akan pergi

Mn : tidak hujan

K : jadi, budi akan pergi

3. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh silogisme alternatif :

My : Ibu berada di pasar atau di rumah

Mn : Ibu berada di rumah

K : Jadi, Ibu tidak ada di pasar.


4. Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh Entimen :

· Dia tidak lulus karena selalu tidak masuk sekolah

· Anda tidak lulus karena anda tidak masuk sekolah karena sakit

Read More..

PENALARAN dan PREMIS

Metode induktif metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Contohnya :
Plastik A akan meleleh kalau dipanaskan (premis mayor)
Plastik B akan meleleh kalau dipanaskan (premis minor)
Semua plastik akan meleleh kalau dipanaskan (konklusi).

Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contohnya :

Semua hewan akan mati (premis mayor)
Kucing adalah hewan (premis minor)
Jadi ; Kucing akan mati (konklusi).

Read More..